22.10.10

Kerut Dahi

Sambil saya membaca beberapa makalah, sudah menjadi tabiat saya memegang (sambil memicit) dahi. Bukan, bukan sebab pening kepala.

Memang tabiat.

Tiba-tiba, hujung jari saya mengesan kerutan dahi. Banyak kali. Kemudian, mulut ternganga sedikit.

Serta-merta saya teringat dia. Dia dan keluhan manjanya.

"Dear, why you always do that?"
"Apa dia?"
"Your frowning face. You always do that."
"Yakah?"
Dia angguk sambil bibir dimuncungkan sedikit, "Ya bah, when you watch news, bila tengok orang debate, when you read something - selalu macam tu."

Ah, kadang-kadang riak wajah atau gerak badan paling halus mampu membawa kembali ingatan termanis.

Walau di mana pun dia sekarang, saya selalu doakan agar dia gembira. 

2 ulasan: