21.10.10

Kispen 39: Rumah Baru

"Bang, kotak biru ni nak letak di mana?" Jamilah memanjangkan leher. Entah ke mana pula perginya Sharif. Tadi sibuk memunggah lukisan-lukisan lamanya.

Sharif melaung dari tangga, "Yang ada conteng dengan marker tu, ya?" 

"Ya."

"Letak saja di luar bilik. Nanti abang susun balik."

Jamilah mengesat peluh di dahi sambil tersenyum. Penat lelahnya dan Abang bekerja keras akhirnya membuahkan hasil.

Aku sudah ada rumah sendiri, bisik Jamilah. Rumah ini pun sudah ada penyewa baru. Kawan pejabat, kata Abang.

Jamilah meletakkan kotak biru di lantai. Matanya terhenti pada sehelai kertas yang terlipat rapi di dalam kotak, di celah sebuah novel Inggeris.

Oh, surat nikah. Abang memang selalu letak barang merata-rata. Minda Jamilah deras memainkan semula memori hari gembira mereka.

Masing-masing sedondon jingga. Dia masih ingat jemari Abang dingin sekali tatkala memegang lembut tangannya sambil cincin disarung.

Jamilah membuka lipatan. Apa salahnya menatap semula hitam putih kenangan manis?

Bibir Jamilah terkumat-kamit. 

Shuhaida binti Azmi.

Jemari Jamilah dingin sekali. Kali ini, lebih dingin dari jemari Abang yang menyarungkan cincin suatu ketika dahulu.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan